Seperti diketahui, World Bank dan International Monetary Fund (IMF) telah merevisi kebawah proyeksi pertumbuhan global untuk tahun 2022 ini, yaitu dari 4,1 persen menjadi 2,6 persen yang diproyeksikan oleh World Bank, dan dari 3,6 persen direvisi ke bawah menjadi 3,2 persen oleh IMF.
"Ketidakpastian di pasar keuangan global akibat tingginya inflasi di negara maju dan pengetatan dari kebijakan moneter telah mengakibatkan aliran keluar modal asing, khususnya investasi portofolio, dan ini juga menekan nilai tukar di berbagai negara berkembang," tutup Sri Mulyani. (RRD)