"Ke depannya, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap kuat. Perkiraan ini didukung oleh konsumsi swasta yang diperkirakan akan makin membaik seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat," terang Sri Mulyani.
Tak hanya itu, hal lain juga didukung membaiknya keyakinan konsumen, menguatnya daya beli. Sehingga, dampaknya juga dari penurunan inflasi yang terjadi di Indonesia.
Dia menambahkan, investasi tetap berlanjut didukung investasi non bangunan yang kuat. Hal ini sejalan dengan perbaikan konsumsi domestik dan dampak dari kebijakan hilirisasi.
"Kinerja ekspor tetap kuat didorong oleh ekspor non migas yang tumbuh tinggi dengan negara tujuan utama yakni China, Amerika Serikat (AS), dan Jepang," pungkasnya.
(YNA)