IMF telah bersepakat untuk membantu Sri Lanka yang dilanda krisis dengan meminjamkan dana tambahan sekitar USD2,9 miliar atau sekitar Rp44,62 triliun setelah negara pulau di Asia Selatan itu gagal bayar pada 2022.
Sri Lanka harus membayar utang luar negeri sebesar USD46 miliar atau sekitar Rp712,1 triliun dan belum mampu membayar cicilan sejak 2022.
Dalam pidato pelantikannya, Dissanayake mengatakan pemerintahnya sedang bernegosiasi dengan para kreditor untuk mempercepat proses pinjaman dan mendapatkan keringanan utang.
Menurut para analis, bukan hal yang mudah bagi sang presiden untuk melanjutkan program IMF dan melakukan perubahan untuk meringankan beban rakyatnya.
(Dian Kusumo Hapsari)