Selanjutnya Stadion SoFi di California berkapasitas 70 ribu dibangun dengan biaya mencapai USD5,5 miliar atau setara Rp85,57 triliun (Kurs Rp15.558 per USD).
Markas baru untuk klub football Amerika Serikat (AS), Los Angeles Rams dan Los Angeles Chargers, ini selesai dibangun pada bulan September 2020 lalu dengan fasilitas yang super lengkap dan akan menjadi tuan rumah Super Bowl 2022. Stadion ini juga didapuk menjadi lokasi upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade 2028.
FIFA juga menegaskan pembiayaan pembangunan stadion bisa bersumber dari dana pemerintah, dana swasta, ataupun skema blended finance yang menggabungkan keduanya.
Seperti Stadion SoFi, dibiayai secara pribadi oleh kerajaan bisnis Stan Kroenke. Seperti diketahui secara luas, Kroenke adalah miliarder Amerika Serikat (AS) yang merupakan pemilik Kroenke Sports & Entertainment, perusahaan induk klub sepak bola Inggris, Arsenal F.C.
Stadion ini awalnya diperkirakan menelan biaya di bawah USD2 miliar. Tetapi setelah banyak penundaan konstruksi dan pembengkakan biaya, Stan Kroenke harus merogoh kocek lebih dalam.
Setelah meminjam tambahan USD500 juta dari National Football League (NFL) untuk menyelesaikan proyek, Stadion SoFi akhirnya dibuka pada tahun 2020 di era pandemi Covid-19.
Skema Pembiayaan Pembangunan Stadion Berdasarkan Rekomendasi FIFA
Sumber: FIFA
Di Indonesia, mengutip Okezone, terdapat 14 stadion berstandar FIFA dan layak menggelar pertandingan Internasional. Salah satu yang terkenal dan baru saja selesai dibangun adalah Jakarta International Stadium (JIS) yang mempunyai kapasitas 82.000 penonton.
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) sebagai kontraktor menuturkan pembangunan JIS menelan anggaran Rp4,5 triliun dengan anggaran bersumber dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Adapun JIS dibangun dengan konsep multiuse, yakni dapat difungsikan sebagai tempat menjual merchandise, maupun retail.
Menurut Jakpro, biaya perawatan stadion juga tidak murah. Pihak Jakpro mengungkapkan biaya perawatan dan operasional Jakarta International Stadium (JIS) mencapai Rp60 miliar per tahun. Direktur Utama PT JakPro Widi Amanasto menjelaskan rincian kebutuhan pemeliharaan operasional JIS tersebut.
"Per tahunnya sekitar Rp 50 miliar hingga Rp60 miliar diperlukan untuk biaya pemeliharaan seperti operasional house keeping, security, mechanical, dan electrical," kata Widi dikutip 13 September lalu.
Sayangnya, besarnya anggaran yang digunakan untuk pembangunan stadion di Indonesia kebanyakan masih bersumber dari anggaran pemerintah.
Sebagai contoh, Stadion Manahan Solo yang dibangun dengan anggaran pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebesar Rp301 miliar. Sedangkan stadion Kanjuruhan dibangun sejak tahun 1997 dengan biaya lebih dari Rp35 miliar dan diresmikan pada 2004 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.
Di tengah upaya pemerintah Indonesia mengetatkan pengeluaran akibat adanya ramalan perlambatan ekonomi tahun depan, rencana pembangunan stadion ini bukan perkara mudah. Apalagi jika dibebankan ke APBN.
Jika pemerintah ingin merobohkan stadion Kanjuruhan, perlu dicari skema kerja sama dengan pihak swasta agar bisa meringankan beban anggaran. Menggandeng Stan Kroenke sebagai investor sepertinya bisa menjadi opsi lebih baik. (ADF)