Namun, Eva menjelaskan, salah satu strategi yang digunakan dalam melakukan pemeliharaan agar tidak telalu membebani keuangan dengan mengatur jumlah pekerja di stasiun Karawang.
"Jadi tidak ada yang namanya, wah ada biaya yang terbuang cuma cuma. Namanya aset pasti dirawat. Tinggal jumlahnya (pegawai) saat melayani penumpang berapa dan tidak melayani penumpang berapa," sambungnya.
Ke depan, kata dia, ketika stasiun beroperasi normal Eva mengatakan pihaknya bakal menambah jumlah pekerja, terutama untuk jasa kebersihan, pengamanan, maintenance, hingga operator di stasiun tersebut.
"Misal petugas keamanan, kebersihan kita sudah ada kontrak kerja sama dengan pihak outsourcing ya tinggal dilakukan penambahan (ketika beroperasi normal)," kata Eva.
"Tidak ada inefisiensi konteks pengeluaran karena kalau kita punya aset kita sudah berhitung ada perawatan dan ada yang menjaga," pungkasnya.
(YNA)