Di sisi lain, dia mengatakan, yang perlu digarisbawahi adalah ketika sudah ada stimulus tetapi ada concern juga bahwa perbaikan ekonomi di AS itu lebih cepat dari ekspetasi. Menurutnya, ini akan memberi efek negatif bagi negara berkembang.
“Nah dampaknya apa? Bukan ini malah positif kalau ternyata perbaikan ekonomi itu lebih cepat? Ternyata engga begitu positif juga. Karena dampaknya itu negatif buat negara berkembang, itu masih ekspetasi tapi ya. Dengan meningkatnya rate dari recovery of economics di US, di sini ada ekspetasi nanti inflasinya itu berpotensi juga meningkat lebih tinggi dari ekspetasi,” kata Ishlah.
“Yang dikhawatirkan dengan inflasi yang meningkat, The Fed akan melakukan tindakan yang lebih preventif untuk mencegah ekonomi di US overheating. Biasanya preventifnya itu dari sisi moneter akan diperketat lagi. Nah di sini yang ditakutkan kalau dari sisi moneter diperketat ya, nanti di sini suku bunga ada potensi untuk naik di US,” tambah dia. (RAMA)