Di samping itu, pemerintah secara rutin memonitoring situasi dan pergerakan harga di lapangan yang dilakukan selama 2 minggu sekali. Hasil monitoring ini selanjutnya dicocokkan dengan data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS).
"Oleh karena itu segala macam upaya kita lakukan. secara continue kita melakukan pertemuan rutin dan melakukan intervensi antar lembaga pemerintah, sehingga kenaikan yang terjadi tidak lebih dari 10 persen," katanya.
Pengamat pangan IPB sekaligus Ketua Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas Santoso, mengatakan dalam waktu dekat kondisi harga komoditas cabai di pasaran secara perlahan akan berangsur rurun.
Menurut Dwi, kenaikan yang terjadi selama ini merupakan sirklus musiman biasa yang disebabkan cuaca ekstrem seperti curah hujan tinggi. Sirklus ini bahkan sudah diamati sejak 7 tahun terakhir, di mana setiap puasa dan lebaran harga komoditas utama seperti cabai, bawang dan ayam potong akan mengalami kenaikan.
"Sebenarnya tidak ada kaitannya dengan Ramadhan atau lebaran. Kenaikan ini hanya siklus musiman biasa akibat cuaca ekstrem. Dan kalau kita perhatikan saat ini nampaknya mulai kembali normal," tutupnya. (TYO)