Ismail mengaku bahwa memang ada kecenderungan pabrik pakan besar dan pengepul untuk menyimpan jagung dalam jumlah besar, mengingat adanya kekhawatiran supply jagung untuk produksi pakan terganggu, dan kondisi harga jagung pasar dunia yang juga sedang tinggi.
Baca Juga:
“Harga jagung di petani masih tinggi, karena pabrik juga masih berani membeli tinggi. Sementara harga pasar dunia naik 30%. Saya kira regulator harga jagung harus melakukan intervensi aktif. Kasian peternak mandiri kita,” tandasnya.
Sebagai catatan, Ismail menyebur bulan September hingga Oktober adalah masa panen jagung yang ditanam di Jawa Tengah dan Jawa Timur. (TIA)