Bahkan, kata Bambang, sejumlah negara yang bukan penghasil minyak banyak yang menjual lebih murah dari Indonesia, seperti Taiwan menjual Gasoline oktan 95 dengan harga 1,028 USD atau setara dengan 15.378, Burma 1,039 USD setara dengan Rp15.540, Maldive 1,071 USD setara dengan Rp16.022, Vietnam 1,121 USD setara dengan Rp16.770.
Menurutnya, ada 49 negara bukan penghasil minyak yang menjual bahan bakar oktan 95 lebih murah dari Indonesia. "Jadi, tidak benar kalau ada yang mengatakan harga BBM yang ada di Indonesia adalah yang termurah di dunia, padahal Indonesia termasuk penghasil minyak dan gas yang sumur minyaknya terbanyak dan terbesar di Asia Tenggara. Kenapa harga BBMnya bisa sangat mahal," katanya.
Lucunya lagi , sambung Bambang, Stafsus Menteri BUMN yang mengatakan harga BBM di Malaysia lebih murah dari Indonesia karena jumlah penduduknya lebih sedikit dari Indonesia, inipun tidak berdasar kajian dan data yang benar.
"Misal Singapura yang mempunyai penduduk 5,6 juta jiwa yang jauh lebih kecil dari penduduk Indonesia maupun penduduk Malaysia yang jumlahnya 33,37juta, harga BBM Singapura oktan 95 adalah 2,022 USD setara dengan Rp30.200, yang tentu jauh lebih mahal dari harga di Indonesia maupun di Malaysia, sehingga tingginya harga BBM di suatu negara tidak ada korelasinya dengan jumlah penduduk tetapi sangat berhubungan dengan kemampuan daya beli masyarakat di negara tersebut," ungkapnya.