sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Subsidi Konversi Motor Listrik Mau Ditambah Jadi Rp10 Juta, Ini Rincian Biayanya

Economics editor M Fadli Ramadan
25/09/2023 16:00 WIB
Ada wacana meningkatkan subsidi konversi motor listrik menjadi Rp10juta sebagai upaya mempercepat transisi era elektrifikasi.
Subsidi Konversi Motor Listrik Mau Ditambah Jadi Rp10 Juta, Ini Rincian Biayanya. (Foto: MNC Media)
Subsidi Konversi Motor Listrik Mau Ditambah Jadi Rp10 Juta, Ini Rincian Biayanya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Pemerintah terus mendorong konversi motor konvensional menjadi motor listrik bertenaga baterai sebagai percepatan transisi ke era elektrifikasi. Bahkan, ada wacana untuk meningkatkan subsidi dari Rp7 juta menjadi Rp10 juta.

Selain itu, opsi sewa baterai juga sedang didiskusikan, yang nantinya konversi motor bisa gratis. Itu karena komponen termahal ada pada baterai, sehingga konversi motor belum cukup populer.

Ini juga menjadi salah satu cara untuk pengurangan limbah kendaraan bekas, karena bodi dan kerangka motor masih bisa digunakan. Bahkan, sistem hybrid juga bisa diterapkan agar mesin pembakaran yang lama tak terbuang begitu saja.

Ikatan Ahli Teknik Otomotif (IATO) menjadi salah satu pelaku konversi dengan menciptakan dua model. Ia melakukan konversi motor bensin menjadi full electric dan sistem hybrid di mana mesin pembakaran masih terpasang pada tempatnya.

Sekretaris Jenderal IATO Hari Budianto mengatakan pihaknya kini menyediakan jasa untuk mengonversi motor. Sedangkan untuk biayanya berkisar Rp13 juta, tapi itu belum termasuk biaya perbaikan motor untuk memenuhi syarat lolos uji tipe.

“Sebenarnya biayanya ini bisa macam-macam. Jadi, ada beberapa komponen yang perlu dipasang untuk jadi sebuah motor listrik, seperti BLDC Motor Hub, adapter, kontroler, baterai, kabel gas, dan sebagainya, jadi total sekitar Rp13 juta,” kata Hari saat dihubungi MNC Portal Indonesia.

Untuk kendaraan listrik, Hari mengungkapkan biaya terbesar ada pada baterai, yang mana semakin besar kapasitasnya, maka akan makin tinggi harganya. Untuk itu, ia berharap ada bantuan dari pemerintah untuk menyubsidi baterai agar motor konversi bisa lebih murah.

Sebelum melakukan konversi, Hari mengatakan bahwa di IATO akan berdiskusi terlebih dahulu kepada konsumen seberapa besar tenaga yang diinginkan. Pasalnya, itu akan mempengaruhi harga.

“Untuk estimasi harga itu dapat menghasilkan tenaga seperti motor matik 110 cc sampai 125 cc. Kalau mau lebih tinggi lagi tenaga tinggal disesuaikan saja, tapi kalau motor penggeraknya lebih besar butuh baterai lebih besar juga,” ucapnya.

Berikut estimasi biaya untuk melakukan konversi motor konvensional ke listrik berbasis baterai di IATO:

BLDC Motor Hub/motor penggerak 1,5 kW: Rp3 juta

Pengerjaan dan adapter: Rp500 ribu

Pegangan hub motor: Rp500 ribu

Kontroler 50-70 A: Rp1,5 juta

Baterai Li-ion 60V, 25 Ah: Rp6 juta

Kabel gas: Rp100 ribu

Switch (on/off, regen button, mode position, MCB 70A): Rp250 ribu

Battery meter: Rp100 ribu

Step down DC 60V – 12V: Rp100 ribu

Pembuatan wiring harnes: Rp250 ribu

Total: Rp12,3 juta

Namun, biaya yang dikeluarkan untuk mengonversi kendaraan dari bensin menjadi listrik belum termasuk biaya sertifikasi. Selain itu, biaya juga bisa membengkak apabila beberapa komponen motor perlu diperbaiki agar lolos saat uji tipe.

“Kalau untuk biaya sertifikasi pengurusan surat-surat itu kisaran Rp450 ribu. Sangat terjangkau karena pemerintah sangat membantu dalam hal semacam ini,” ujarnya.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement