"Lalu, investasi diproyeksi turut meningkat, baik investasi dalam proyek infrastruktur nasional maupun investasi. Pada tahun ini, bank sentral memprediksi pertumbuhan ekonomi akan mengarah pada rentang 4,7 hingga 5%," terangnya.
BI pun, sambung Perry, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI-7DRR sebesar 3,5% sampai tanda-tanda inflasi meningkat.
"Kemungkinannya peningkatan inflasi di Indonesia baru terjadi pada kuartal III 2022 atau di kuartal akhir 2022," imbuhnya.
Menurut Perry, tingkat suku bunga yang rendah mampu mengakselerasi suku bunga kredit di perbankan menurun, termasuk suku bunga dasar kredit (SBDK).
"Tentu saja kami akan lakukan kebijakan lainnya. Kami akan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah bagaimana menyikapi kenaikan US Treasury dengan berkoordinasi dengan Menteri Keuangan," pungkasnya. (TYO)