sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sumbang 52 Persen ke Pasar Dunia, Airlangga Dorong Industri Sawit Berkelanjutan

Economics editor Nia Deviyana
20/10/2022 19:03 WIB
Perkebunan kelapa sawit nasional terus berkembang signifikan dengan luas 16,38 juta hektare dan menyerap tenaga kerja lebih dari 17 juta kepala keluarga.
Sumbang 52 Persen ke Pasar Dunia, Airlangga Dorong Industri Sawit Berkelanjutan. Foto: MNC Media.
Sumbang 52 Persen ke Pasar Dunia, Airlangga Dorong Industri Sawit Berkelanjutan. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Komoditas minyak sawit menjadi salah satu penyumbang ekspor yang angkanya positif bersama dua komoditas lainnya yaitu besi baja dan batu bara. Kinerja ekspor tiga komoditas ini sebesar 
20,28% secara year on year (yoy).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia dapat menyumbangkan 52% minyak sawit terhadap pangsa pasar dunia serta mampu menghasilkan 40% dari total minyak nabati dunia. 

Dia menjabarkan perkebunan kelapa sawit nasional terus berkembang signifikan dengan luas 16,38 juta hektare dan menyerap tenaga kerja lebih dari 17 juta kepala keluarga, petani, dan karyawan yang bekerja di sektor on farm maupun off farm.

"Pengembangan industri hilir juga merupakan upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah industri kelapa sawit agar tidak hanya terkonsentrasi pada bahan baku, tetapi perlu terus didorong ke industri hilir bahkan sampai produk akhir. Dengan upaya ini, nilai tambah tentunya akan berada di dalam negeri," ujar Airlangga Hartarto dalam sambutannya secara virtual pada acara 7th Indonesian Palm Oil Stakeholders Forum bertema 'Korporatisasi untuk Kemandirian Petani melalui Kemitraan yang Sehat', yang sekaligus membuka Pekan Riset Sawit Nasional 2022, Kamis (20/10/2022).

Dari sisi aspek ekonomi daerah, industri sawit dinilai Airlangga cukup strategis dalam membangun daerah menjadi pusat pertumbuhan baru. Di daerah sentra-sentra sawit seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi, dia mendorong pertumbuhan dan pemerataan kesempatan ekonomi dalam perkebunan kelapa sawit, serta kemitraan sebagai bentuk sinergi antara petani dan perusahaan. 

Pola kemitraan ini akan menarik investasi sektor lainnya seperti industri dan konsumsi. Peningkatan keterampilan dan pelatihan bagi petani kecil dibutuhkan untuk mewujudkan produksi yang berkelanjutan.

"Penguatan perkebunan dan industri kelapa sawit perlu didukung dengan program penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit dari hulu hingga hilir untuk meningkatkan pengetahuan tentang budi daya, pengolahan hasil, industri, pasar, dan nilai produk perkebunan serta potensi pengembangan usaha," jelas Airlangga.

Selain itu, guna mendorong keberlanjutan industri kelapa sawit, Pemerintah telah menerapkan kerangka peraturan dan mendorong kerja sama multipihak di sektor kelapa sawit, di antaranya yaitu Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2020 tentang Sertifikasi
Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) serta Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) 2019-2024, dan Program Strategis Nasional tentang Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 3 Tahun 2022 tentang Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Selain itu, Penelitian dan Pengembangan, Peremajaan, serta Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit.

"Melalui forum ini, saya harap kolaborasi antar pemangku kepentingan dapat menjadi lebih baik, solid dan optimal agar
dapat mengaplikasikan hasil riset sesuai harapan kita yang menjadikan kelapa sawit berkelanjutan. untuk tetap menjaga momentum positif perekonomian nasional. Bangkit lebih cepat dan pulih lebih kuat!" pungkasnya. (NIA)

Halaman : 1 2
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement