IDXChannel - Kinerja ekspor masih menjadi penopang neraca perdagangan Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Ini tercermin dari surplus neraca perdagangan sebesar USD4,18 miliar pada Juli 2025.
Surplus tersebut ditopang oleh aktivitas front-loading menjelang diberlakukannya tarif baru Amerika Serikat (AS). Pada Juli, ekspor tumbuh 9,86 persen secara tahunan (YoY), memang melambat dari 11,29 persen pada Juni, namun tetap positif.
Penurunan laju ini mencerminkan penyesuaian eksportir terhadap perjanjian dagang baru RI-AS yang menetapkan tarif timbal balik 19 persen, jauh lebih rendah dari ekspektasi awal 32 persen.
"Kondisi tersebut memberi nafas lega bagi sektor unggulan seperti minyak sawit, elektronik, otomotif, hingga tekstil," tulis Analis Samuel Sekuritas Prasetya Gunadi dalam risetnya, Selasa (2/9/2025).
Namun Prasetya mengingatkan, dorongan ekspor akibat efek front-loading kemungkinan akan mereda dalam waktu dekat. Ke depannya, pertumbuhan ekspor diperkirakan kembali ke tren moderat, dengan daya saing sektor, kebijakan pemerintah, dan kondisi permintaan global sebagai penentu utama.