sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Susul Cilacap, Kilang Pertamina di Balongan dan Dumai Bakal Produksi Avtur Minyak Jelantah

Economics editor Dhera Arizona Pratiwi
28/08/2025 12:44 WIB
PT Kilang Pertamina Internasional segera melebarkan produksi energi ramah lingkungan ke Refinery Unit (RU) II Dumai dan RU VI Balongan.
Susul Cilacap, Kilang Pertamina di Balongan dan Dumai Bakal Produksi Avtur Minyak Jelantah. (Foto Istimewa)
Susul Cilacap, Kilang Pertamina di Balongan dan Dumai Bakal Produksi Avtur Minyak Jelantah. (Foto Istimewa)

IDXChannel – PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional segera melebarkan produksi energi ramah lingkungan ke Refinery Unit (RU) II Dumai dan RU VI Balongan. Langkah ini dilakukan guna mendukung keberlangsungan energi bersih.

Saat ini, RU IV Cilacap menjadi kilang satu-satunya penghasil Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO).

Komisaris Utama Pertamina Mochamad Iriawan mengungkapkan, RU IV Cilacap menjadi kilang perintis produksi SAF dan ini merupakan bentuk komitmen Indonesia untuk menjadi green refinery atau kilang hijau.

"Perjalanan menuju net zero emission (NZE) harus kolektif dan kolaboratif, saya yakin dengan semangat kolaborasi kita bisa mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi Indonesia dan dunia. Saya juga percaya bahwa kilang lainnya seperti Dumai, Balongan, dan lainnya bisa mewujudkan menjadi green refinery," ujarnya di sela-sela tinjauan kerja ke RU IV Cilacap, Rabu (27/8/2025).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasi Kilang Pertamina Internasional Didik Bahagia mengatakan, SAF menjadi salah satu produk unggulan Kilang Cilacap. Sebab, inovasi SAF merupakan hasil sinergi Pertamina Group, mulai dengan Pertamina sebagai holding maupun Subholding seperti Kilang Pertamina Internasional, Patra Niaga, serta Pertamina Drilling Services Indonesia.

Serta, Pelita Air yang telah melakukan penerbangan perdananya dengan konsumsi bahan bakar dari minyak jelantah. 

“Pertamina melalui RU IV Cilacap dan kerjasama Holding dan Subholding, bisa mengolah minyak jelantah menjadi produk energi yang berkelanjutan," katanya.

Pada Juli 2025, RU Cilacap berhasil memproduksi perdana SAF berbahan baku UCO dan melakukan inaugural flight dengan Pelita Air pada 20 Agustus 2025. SAF menggunakan UCO menjadi pengembangan bahan bakar aviasi ramah lingkungan pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, yang memenuhi standar kualitas internasional DefStan 91-091.

SAF juga telah mengantongi sertifikat Pertamina SAF juga sudah tersertifikasi oleh Renewable Energy Directive European Union (RED EU), serta International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) sesuai standar Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation (CORSIA) dari mulai pengumpulan UCO, fasilitas produksi di kilang, sampai kepada fasilitas transportasi dan distribusi SAF.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso menambahkan, keberhasilan PT Pertamina (Persero) mengembangkan Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah memberikan dampak ganda yaitu berputarnya ekonomi di masyarakat sekaligus mengurangi emisi lingkungan pada industri penerbangan.

"Ekosistem Pertamina SAF akan melibatkan partisipasi masyarakat dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk mengumpulkan limbah minyak jelantah, sehingga mampu mendorong peningkatan ekonomi sirkuler di masyarakat," ujar Fadjar.

Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement