Kuba, dengan populasi sekitar 11 juta orang, mengalami krisis ekonomi yang parah, dipicu oleh pandemi COVID-19, pengetatan sanksi AS, dan kelemahan struktural dalam ekonomi mereka.
Ekonomi negara tersebut diperkirakan menyusut sebesar dua persen pada 2023, sementara tingkat inflasi mencapai 30 persen. Para ahli independen menyatakan bahwa angka-angka ini mungkin lebih rendah dari situasi sebenarnya.
Negara tersebut juga menghadapi kelangkaan bahan bakar dan kebutuhan pokok lainnya, dengan pemerintah mensubsidi hampir semua barang dan layanan yang dikonsumsi oleh penduduknya.
Itulah penjelasan dan jawaban negara yang menaikkan bbm 500 persen. Semoga informasi ini berguna dan bermanfaat bagi Anda. (MYY)