Dengan demikian mereka memang tidak akan menyelenggarakan event malam pergantian tahun. Meskipun saat ini sudah banyak penyelenggaraan acara pada malam hari di destinasi yang mereka kelola baik di Candi Borobudur, Candi Prambanan ataupun Taman Mini Indonesia Indah
"Pandemi ini kan belum berakhir. Jadi memang kami ikuti anjuran pemerintah. Apalagi status kami sebagai BUMN, "kata dia.
Dia menuturkan perayaan tahun baru ini memang berbeda. Karena kondisinya ini belum pulih sepenuhnya. Sehingga ada satu hal yang harus kami mereka taati itu adalah karena mereka dari BUMN yang mengelola destinasi-destinasi milik negara.
Terpisah Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan kemungkinan besar pihak pengelola hotel dan restoran masih akan melakukan wait and see berkaitan dengan event yang akan mereka selenggarakan pada malam pergantian tahun nanti. Mereka menunggu kebijakan pemerintah seperti apa.
Dia menambahkan meski minat wisatawan untuk menghabiskan masa libur akhir tahun di Jogja terbilang tinggi, namun pengelola hotel sektor tidak akan serta merta mengadakan pesta perayaan. kalaupun ada pesta perayaan hanya dilakukan dalam lingkup terbatas.
" Kalau perayaan pesta kembang api tidak.Tapi pertunjukkan musik ada, "kata dia.
Deddy menyebut okupansi hotel selama libur natal dan tahun baru (Nataru) 2022 mendatang masih ditargetkan minimal 85%. Jika pada akhir November lalu angka reservasi rata-rata antara 30-60% baik hotel bintang maupun non bintang, saat ini angkanya naik menjadi 80%.
Reservasi tertinggi, lanjut Deddy, didominasi wisatawan Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta. Rata-rata wisatawan mengajukan reservasi antara tanggal 20 Desember 2022 hingga 1 Januari 2023, untuk hotel-hotel yang berada di tengah kota.
(FRI)