Situs berita BBC menyebut, sekitar 10 tahun hanya 3% negara di dunia yang memanfaatkan angin dan tenaga surya sebagai energi terbarukan. Sebab, pemanfaatan energi ini dianggap sangat mahal. Kini, Inggris memiliki industri energi terbarukan yang memanfaatkan angin lepas pantai terbesar di dunia.
Pada 2020, Kosta Rika telah memanfaatkan 72% energi terbarukannya dari air, 14,9% dari geotermal atau panas bumi, 12% dari angin dan 0,54 dari biomassa serta panel surya. Melansir the Tico Times, pemerintah Kosta Rika mengklaim telah menghasilkan 99,78% energi yag berasal dari sumber bersih sepanjang 2020.
Sudah selama 6 tahun berturut-turut, Kosta Rika memproduksi 98% listriknya dari energi terbarukan. Hal ini berdampak positif bagi perlindungan lingkungan negara tersebut. Sementara itu, di masa pandemi Covid-19 ini penggunaan listrik di Kosta Rika turun sebesar 3%.
Sebanyak 50% pasokan listrik yang ada di Denmark berasal dari pemanfaatan EBT, terutama angin dan tenaga surya. Berdasarkan informasi yang ada di laman State of Green Denmark, angin laut dan angin darat menyumbang 46% bagi produksi listrik di sana. Berhasilnya Denmark menggunakan EBT untuk penggunaan listrik menyebabkan produksi CO2 sangat berkurang. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlahnya bisa ditekan sebanyak 34%.
Pemerintah Denmark optimis, EBT akan mampu memasok listrik bagi seluruh masyarakat Denmark di 2030. Maka dari itu, berbagai langkah strategis pun mulai dipersiapkan. Salah satunya adalah dengan membuat pulau energi, yang akan pula memasok listrik ke negara tetangganya. (FHM)