sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tak Beroperasi Selama PPKM, Pengusaha Bioskop Rugi Rp1 Triliun

Economics editor Azfar Muhammad
15/09/2021 13:27 WIB
Selama kebijakan PPKM berlevel yang diberlakukan pemerintah akibat lonjakan kasus covid, membuat bioskop dilarang untuk beroperasi.
Tak Beroperasi Selama PPKM, Pengusaha Bioskop Rugi Rp1 Triliun (FOTO: MNC Media)
Tak Beroperasi Selama PPKM, Pengusaha Bioskop Rugi Rp1 Triliun (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Selama kebijakan PPKM berlevel yang diberlakukan pemerintah akibat lonjakan kasus covid, membuat bioskop dilarang untuk beroperasi. Akibatnya para pengusaha menderita kerugian Rp1 triliun.

Hal tersebut seperti diungkapkan Ketua Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Syafruddin. Ia mengatakan kerugian industri bioskop selama bioskop lama tak beroperasi di masa PPKM sangat besar. 

Djonny menyampaikan dalam penutupan industri ini Mengakibatkan sebanyak 15 ribu pekerja Bioskop terdampak, karyawan yang  dirumahkan dan bahkan sampai saat ini tidak ada satupun kucuran bantuan dari pihak pemerintah. 

"Untuk kerugian pasti sangat tinggi sekali. Hanya saja kan ini memang perusahaannya perusahaan internasional CGV, CInepolis dan ada XXI dan sayangnya dari pihak mereka tidak ingin kelihatan lah kerugiannya. Bahkan  ada bioskop yang gulung tikar dan tutup beroperasi," kata Djonny dalam acara Market Review IDX channel, Rabu, (15/7/2021)

Menurut Djonny, Tercatat data perbulan untuk kerugian setiap satu bioskop sebesar Rp 150 Juta kemudian selama Bioskop tidak beroperasi secara keseluruhan pihaknya mencatat sebesar Rp 1 Triliun dan satu jaringan Bioskop dengan nilai yang sama.

"Sebenarnya kan ada banyak karyawan yang resign bahkan tercatat 15 ribu lebih karyawan tapi belum ada satupun  bantuan dari pemerintah entah tidak penting atau diperhatikan yaudah kita jalan saja," paparnya

Menurutnya pemerintah seharusnya lebih menjaga dan melakukan berbagai antisipasi kepada karyawan di sektor atau industri perfilman dan jangan sampai beresiko terhadap penutupan bahkan gulung tikar.

"Kasian jika semuanya kondisinya tutup, ya dampaknya kalau sekarang dibuka standarisasi kita tinggikan lagi. Mereka (karyawan) di manage oleh perusahaan besar, disiplinnya tinggi, konsekuensinya tinggi maka harus diperhatikan lagi," ungkapnya.

Meski demikian, Djonny mengaku untuk kapasitas 50  persen pada saat pembukaan bioskop di hari esok, Kamis (16/9/2021) sudah lumayan dan harus ditegakkan sehingga kedepan jika pengunjung dan pengelola patuh maka nanti seiring berjalannya pembukaan maka pihaknya meminta untuk dinaikan lagi kapasitasnya.

"Ya kaya sekolah lah intinya nanti pemerintah harus kasih reward dan dinaikan lagi lah kalau di lapangan lancar. karena antusias masyarakat sangat tinggi," pungkasnya. (RAMA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement