Diversifikasi sumber alternatif energi seperti dimetil eter (DME) dan kompor induksi dan perbaikan jaringan gas kota untuk menekan laju impor LPG.
"Sehingga apa yang dikhawatirkan Presiden Jokowi beberapa minggu lalu mengenai semakin tingginya impor negara terhadap BBM dan LPG tidak berkelanjutan," pungkas Toto.
Dia juga menyoroti investasi di bidang migas yang setiap tahun trennya semakin menurun. Ini akan menyulitkan pelaksanaan eksplorasi-eksplorasi baru ke depannya. Selain itu, tren subsidi energi di Indonesia masih didominasi BBM dan LPG.
"Kenaikan harga minyak global berdampak signifikan terhadap cost of sales dan operating expenses Pertamina sehingga mengalami kenaikan signifikan 41% YoY dari 2020 ke 2021, dan dari sudut pandang pemerintah, piutang public service obligation (PSO) pemerintah juga relatif besar, yaitu USD 5,87 miliar sepanjang 2021, sehingga pengurangan subsidi juga dapat mengurangi piutang PSO pemerintah," terang Toto.
(FRI)