Lalu pada Senin (9/8/2021), BUKA menguat 25 persen pada level Rp1.325 per saham. Hal ini membuat BUKA kembali mendapat level ARA. Namun pada Selasa (10/8/2021), BUKA mengalami penurunan, hingga penutupan perdagangan saham BUKA jatuh ke level ARB (auto rejection bawah) dengan harga Rp1.038 per sahamnya.
Kemudian, saham BUKA terus mengalami pelemahan pada Rabu (16/8/2021). Ketika itu, saham BUKA anjlok ke level Rp830 per saham. Hal ini membuat harga saham BUKA berada jauh di bawah harga yang ditawarkan ketika IPO, yaitu Rp850 per saham.
LeEco
LeEco, sebuah startup China yang sahamnya sempat terdaftar di pasar modal, terpaksa tutup lantaran tidak mampu membayar biaya sewa gedung. Saham LeEco berhasil menanjak ke perdagangan ChiNext. Pada 2015, LeEco berhasil mengumpulkan 805 juta yuan dari pendanaan seri A untuk divisi streaming olahraga dan penjualan sekitar 50 juta saham.
Perusahaan induk publik LeEco yaitu LeShi Internet melaporkan pendapatannya sekitar 13 miliar yuan dan keuntungan 573 juta yuan. Usai IPO pada 2010, ekspansi LeEco sangat mengesankan. LeEco dapat memperluas bisnisnya dari layanan streaming online ke ekosistem perangkat keras termasuk sepeda, mobil hingga TV pintar. Namun, ekspansi yang dilakukan LeEco dengan cepat ini banyak menghadapi masalah.
Banyak anak usaha LeEco yang mengalami kerugian serta berutang hingga jutaan dolar, salah satunya adalah LeSports. LeSports tutup usai menunggak pembayaran sewa kantor selama berbulan-bulan. Diketahui, LeSports menyewa lantai 33 serta 35 The Octagon LK Wah International di Tsuen Wan. Selain belum membayar uang sewa, LeSports juga belum melakukan pembayaran penyediaan jaringan.