Menkes Budi menerangkan, mesin itu diupayakan akan disebar tak hanya di Pulau Jawa.
"Jadi, kami mau kasih 2 mesin di Sumatera, 2 di Kalimantan, 2 di Sulawesi, 2 di Maluku, 2 di Papua, dan 2 di Nusa Tenggara Bali, sehingga mesin terbagi. Dan kami akan berikan mesin itu ke perguruan tinggi, karena pengoperasian mesin hanya dapat dilakukan oleh ahli dengan kompetensi yang tinggi, dan umumnya scientist yang bisa," paparnya.
"Kami berharap dengan tersebarnya mesin genom sequencing ini, kalau ada varian baru yang masuk, kami bisa deteksi lebih cepat tanpa mengirim sampel ke Jawa," sambungnya.
Menkes Budi coba mencontohkan kasus varian Delta AY.4.2 yang masuk ke Malaysia. Sebagai negara tetangga, Indonesia perlu waspada lebih.
"(Orang dari Malaysia) Yang masuk lewat Batam banyak, di Entikong banyak sekali. Jadi, ini upaya yang benar-benar kami jaga dengan harapan jangan sampai varian AY.4.2 masuk tanpa disadari dan membuat kenaikan kasus yang tinggi," harap Menkes Budi. (TYO)