IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengaku tengah melakukan pendataan terkait korban kebakaran depo Pertamina, di Plumpang, Jakarta Utara.
Pendataan oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) itu diantaranya untuk mengetahui jumlah pasti korban maupun pengungsi yang terdampak atas kebakaran tersebut.
Tak hanya itu, dalam melakukan pendataan, Muhadjir menyebut pihaknya bakal juga concern terhadap jumlah anak-anak, perempuan dan disabilitas yang notabene menjadi prioritas dalam proses penanganan bencana.
"Semua yang terdampak supaya di prioritaskan. Mereka yang rentan, dan itu sudah standar menangani musibah, yaitu pertama anak-anak, perempuan, dan disabilitas," ujar Muhadjir, saat mengunjungi lokasi pengungsian korban kebakaran, Minggu (5/3/2023).
Terkait proses pendataan tersebut, Muhadjir berharap agar masyarakat dapat menjawab pertanyaan petugas secara jujur dan apa adanya, sesuai dengan kondisi yang ada.
Jawaban yang jujur, lugas dan apa adanya itu disebut Muhadjir akan sangat membantu dalam mempercepat proses penanganan.
"Saya mohon partisipasi aktif dari masyarakat. Tolong sampaikan secara jujur, apa adanya, tidak ditambah-tambah dan dikurangi, untuk mempermudah petugas melakukan pendataan," tutur Muhadjir.
Selain itu, dalam proses penanganan di lapangan, Muhadjir juga meminta keterlibatan Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta dalam mengurusi nasib pendidikan para korban kebakaran.
"Nanti Saya minta Kemendikbud Ristek (Kementerian Pendididikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi) untuk juga ikut membantu memberikan dukungan," ungkap Muhadjir.
Sebagai mantan Menteri Pendidikan, Muhadjir menilai Pemerintah Daerah juga punya tanggung jawab untuk memberikan dukungan terhadap nasib para anak sekolah yang terdampak kebakaran tersebut.
"Dinas Pendidikan DKI agar segera mengambil langkah-langkah (penanganan), karena itu urusan konturer, pemerintah daerah punya tanggungjawab. Harus segera ditindaklanjuti," tegas Muhadjir. (TSA)