“Dalam pembangunan dan pengembangan kawasan ini membutuhkan biaya yang tidak kecil dan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat, pemerintah daerah Lombok Tengah, dan stakeholder terkait," ujar Ari melalui keterangan pers yang diterima MNC Portal, Sabtu (17/6/2023).
Dia memastikan, pendanaan ITDC yang bersumber dari pinjaman bank saat ini masih terjaga kelancaran pembayarannya, lantaran ditutupi dari sumber penghasilan The Nusa Dua dan bisnis lain perusahaan.
Untuk menjaga kelangsungan usaha dan likuiditas keuangan ITDC ke depan, Ari menyebut, ITDC akan melakukan terobosan bisnis, seperti mengoptimalkan aset dengan mitra investasi atas sebagian lahan yang diubah statusnya menjadi Hak Guna Bangunan (HGB) murni khususnya di The Nusa Dua.
ITDC memang dipercaya mempercepat pembangunan The Mandalika, salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Proyek ini di bangun di atas lahan seluas 1.174 hektare (ha).
Pengembangan The Mandalika sebagai kawasan pariwisata terintegrasi dimulai dengan pembangunan infrastruktur dasar berupa akses jalan kawasan, Utility Duct, Water Treatment Plant, Waste Water Treatment Plant, Jaringan Listrik dan fasilitas pendukung lainnya, serta Jalan Kawasan Khusus (JKK) atau Pertamina Mandalika International Circuit (Sirkuit Mandalika)
Khusus Sirkuit Mandalika sudah digunakan untuk ajang balapan motor kelas dunia, yakni World Superbike (WSBK) dan MotoGP. Kedua ITDC memang memberatkan keuangan ITDC, alih-alih menguntungkan, WSBK dan MotoGP justru mendatang rugi signifikan.
Meski tak menjelaskan soal kerugian akibat dua ajang balap bertaraf internasional itu, Ari Respati justru menilai WSBK dan MotoGP memberikan multiplier effect bagi masyarakat.
Dia merinci, dampak ekonomi MotoGP 2022 mencapai Rp3,570 miliar bagi perekonomian NTB dan Rp4,500 miliar bagi perekonomian nasional.