sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tekan Impor, Indonesia Perlu Pacu Pembangunan Industri Petrokimia

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
15/11/2025 14:30 WIB
Indonesia dinilai perlu terus memperkuat fondasi industri petrokimia sebagai bagian dari strategi meningkatkan kemandirian industri.
Indonesia dinilai perlu terus memperkuat fondasi industri petrokimia sebagai bagian dari strategi meningkatkan kemandirian industri. (Foto: iNews Media Group)
Indonesia dinilai perlu terus memperkuat fondasi industri petrokimia sebagai bagian dari strategi meningkatkan kemandirian industri. (Foto: iNews Media Group)

Selanjutnya pada 2035, Indonesia bersiap memasuki fase pengembangan produk bernilai tambah tinggi, termasuk engineering plastic yang menjadi bahan utama komposit untuk industri pesawat masa depan. Tren global memperkirakan bahwa pesawat komersial generasi baru pada 2040 akan menggunakan komposit plastik hingga 60 persen dari total berat struktur pesawat.

Pada 2045, tahap akhir roadmap menargetkan terwujudnya integrasi penuh antara kilang dan petrokimia sehingga Indonesia tidak hanya mampu memenuhi seluruh kebutuhan domestik, tetapi juga mengekspor produk akhir bernilai tinggi.

"Integrasi refinery dan petrokimia akan memberikan keuntungan besar bagi negara. Biaya logistik turun, produk lebih kompetitif, dan kita bisa mengurangi devisa impor yang selama ini membebani neraca perdagangan. Itu sebabnya pembangunan GRR dan cracker baru menjadi prioritas dalam roadmap," ujar Fajar.

Kebutuhan bahan baku plastik nasional pada 2025 diperkirakan mencapai 8.383 kiloton, sementara produksi domestik baru sekitar 4.875 kiloton. Kondisi ini membuat Indonesia masih harus mengimpor sekitar 1.089 kiloton produk plastik jadi.

Di sisi lain, Indonesia menghasilkan sekitar 1.992 kiloton sampah plastik setiap tahun dengan potensi material daur ulang mencapai 1.772 kiloton, di mana sekitar 1.292 kiloton telah masuk ke rantai daur ulang. Angka tersebut menunjukkan peluang besar bagi pengembangan industri chemical recycling untuk memperkuat ekonomi hijau dan keberlanjutan.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement