IDXChannel - Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan akan melakukan pertemuan langsung dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden. Kedatangannya itu adalah untuk memenuhi undangan biden untuk menghadapi beberapa isu utama kedua negara.
Setahun setelah Washington, London dan Canberra membatalkan kontrak kapal selam Prancis telah membawa hubungan kedua negara tak membaik. Namun, dengan pertemuan itu nantinya kedua negara berharap terjadi persatuan atas ancaman bersama dari Rusia dan China.
Salah satunya adalah mengenai paket subsidi besar-besaran untuk produsen AS yang berakibat pada industri di Eropa, hal ini yang mengakibatkan harga energi yang tinggi akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam kunjungannya, Macron ingin mencoba meyakinkan AS, di mana Prancis berkepentingan untuk tidak akan melemahkan perusahaan-perusahaan Eropa saat mereka menggunakan kekuatan ekonomi sebagai pengaruh diplomatik.
Permasalahan terkait energi akan menonjol dalam pembicaraan di Gedung Putih, dengan harapan Prancis bisa meningkatkan kerja sama energi nuklir dan membangun lebih banyak reaktor nuklir tetapi sedang diperbaiki masalah korosi di pabriknya yang sudah tua.
Utilitas Prancis EDF, sudah menarik ratusan pekerja khusus, untuk memperbaiki masalah di pembangkit nuklir Prancis serta menghindari pemadaman listrik di Eropa musim dingin ini.
Raksasa minyak Prancis TotalEnergies punya terminal gas alam cair yang besar di negara bagian di Teluk Meksiko, dan dirinya juga mengeluhkan tinggi harga ekspor gas AS.
“Amerika bisa hasilkan gas murah tetapi menjualnya dengan harga yang tinggi. Bukan hanya itu mereka punya subsidi besar-besar di beberapa sektor yang membuat proyeknya tidak kompetitif,” kata Macron. (TYO)
Penulis: Mila Pratiwi