IDXChannel - Tensi konflik Israel dan Iran yang memanas diproyeksi bakal mengerek harga minyak mentah dunia ke level USD100 per barel. Hal ini bisa memengaruhi perekonomian Indonesia sebagai salah satu konsumen minyak mentah terbesar di ASEAN.
"Tadi malam Kementerian perang Israel memberikan pernyataan bahwa akhir pekan Israel kemungkinan akan memberikan serangan balik ke Iran," ujar Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, melalui pernyataan resminya, Senin (16/4/2024).
"Dampak ke Indonesia kalau seandainya tensi geopolitik itu terus memanas akan membuat harga minyak mentah mengalami kenaikan hingga USD100 per barel," sambungnya.
Ibrahim mengatakan saat ini Indonesia melakukan impor 200 ribu barel per hari. Kenaikan harga minyak mentah dunia akan membuat pemerintah merogoh kantong yang lebih dalam untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Pada satu sisi, Pemerintah dan DPR sebelumnya telah menyepakati asumsi dasar ekonomi makro pada APBN 2024, di mana harga minyak dunia (ICP) sebesar USD82 per barel, lifting minyak sebesar 635 ribu barel per hari, serta lifting gas sebesar 1,033 juta barel setara minyak per hari.
Selain itu nilai tukar rupiah sepanjang 2024 diasumsikan berada di level Rp15 ribu/USD, suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,7%, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2%, inflasi yang terkendali sebesar 2,8%, dan suku bunga SBN 10 tahun sebesar 6,7%.
Meski demikian, Ibrahim mengatakan Indonesia masih bisa mendapatkan keuntungan atas sanksi yang diberikan Amerika terhadap Rusia yang melarang ekspor komoditas.
"Dengan begitu, beberapa komoditas andalan Indonesia, seperti CPO dan batu bara akan lebih dibutuhkan. Kemudian timah dan nikel, ini akan membuat neraca perdagangan cukup bagus," pungkasnya.
(NIA)