Adapun Refinery Unit V memiliki kapasitas pengolahan minyak mentah 260 MBSD setara 25% dari kapasitas intake nasional dan market share BBM 15,6 % skala nasional.
Kapasitas kilang RU V ditargetkan untuk dikembangkan menjadi 360 MBSD melalui Program RDMP yang mentransformasi kilang Pertamina dalam empat aspek yakni Crude Flexibility, Profitability,Energy Security, dan Product Quality. Hasilnya, RU V tak hanya berhasil mencapai target kuantitas produksi, namun juga dari segi kualitas.
RU V telah beroperasi sejak 1922 dan saat ini memasok hingga 26% total kebutuhan BBM di seluruh Indonesia. Lokasi RU V sangat strategis untuk memasok kebutuhan BBM di kawasan Indonesia Timur, dan didukung oleh jaringan distribusi mencakup pipa distribusi, kapal tanker, serta moda transportasi darat.
Sementara, cikal bakal pendirian Pertamina RU V Balikpapan lantaran terjadinya peristiwa pengeboran minyak untuk yang pertama kalinya di Balikpapan yang dilakukan Pemerintah Hindia Belanda pada 10 Februari 1897. Peristiwa bersejarah tersebut menjadi awal mula berdirinya Kota Balikpapan.
Pengeboran sumur minyak pertama yang diberi nama Sumur Mathilda, dilakukan oleh Mathilda Corporation, kerjasama antara J. H. Menten dan Adams dari Samuel & Co. (TYO)