Dirinya tidak ingin pegawai di DJPb di kanwil hanya menjadi eksekutor. Sehingga menurutnya perlu ditanamkan sifat pemimpin yang intelektual, salah satunya melalui berbagai pelatihan.
"Sehingga kalau kita ngomong kebijakan fiskal enggak cuma di Jakarta saja, di daerah juga dan itu harus diisi oleh orang-orang dan kanwil ini dulu biasanya hanya eksekutor. Makanya kalau mau infus mereka dengan intelectual leadership dan kompetensi ini jadi program kami sekarang. Makanya tadi kami lakukan pergeseran, jumlahnya nanti yang bisa otomatisasi kita otomatisasi," terangnya.
"Jadi dari sisi kanwil perbendaharaan memang shrinking, makanya aset-asetnya juga menjadi konsekuensi kita semuanya. Aset ini kita akan tata lagi, karena yang dibutuhkan sekarang untuk pajak, kekayaan negara ini menjadi makin penting," sambungnya.
Lebih lanjut, Sri Mulyani menuturkan, pihaknya juga mengundang berbagai ekonom untuk meakukan pelatihan tersebut.
"Namun isinya intelectual leaderhsipnya harus makin naik, nah ini yang kami kerja sama dengan para ekonom-ekonom di daerah. Kita sudah mengundang mereka, kita juga melakukan training dan juga sekarang tiap bulan kita minta juga mereka melakukan press statment seperti kita di pusat. APBD APBN seperti apa pelaksanaannya, ini untuk juga makin menciptakan akuntabilitas dan transparansi keuangan," pungkasnya.
(FRI)