sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Terdampak Kebijakan the Fed, Yield Obliasi Jerman Dilaporkan Rontok

Economics editor Yulistyo Pratomo
24/06/2022 19:10 WIB
Kekhawatiran pasar membuat imbal hasil (yield) obligasi safe-haven Jerman mengalami penurunan pada pekan pertama.
Terdampak Kebijakan the Fed, Yield Obliasi Jerman Dilaporkan Rontok. (Foto: MNC Media)
Terdampak Kebijakan the Fed, Yield Obliasi Jerman Dilaporkan Rontok. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kekhawatiran pasar membuat imbal hasil (yield) obligasi safe-haven Jerman mengalami penurunan pada pekan pertama. Meski, ada beberapa upaya pembalikan penuruna usai survei sentimen bisnis Jerman yang menyebut resesi belum terlihat.

Dikutip dari Reuters, Jumat (24/6/2022), imbal hasil 10-tahun Jerman, patokan aset aman untuk kawasan euro, telah turun 19 basis poin (bps) minggu ini, penurunan mingguan pertama sejak pertengahan Mei.

Imbal hasil dua dan lima tahun, terutama yang sensitif terhadap ekspektasi kebijakan, telah turun lebih jauh, masing-masing sebesar 23 dan 26 bps.

"Kombinasi dari tanda-tanda perlambatan yang lebih awal dari yang diharapkan di sektor jasa, ditambah dengan kekhawatiran (atas) pasokan energi, meningkatkan risiko ECB harus menghadapi situasi stagflasi di mana ekspektasi inflasi tetap tinggi dan prospek pertumbuhan menjadi lemah," kata kepala analis Danske Bank, Piet Christiansen.

Mengingat skala reli pasar obligasi, obligasi korporasi kelas investasi euro juga memberikan pengembalian harian terbesar sejak Maret pada hari Kamis, menurut indeks ICE BofA. Hasil obligasi bergerak terbalik dengan harga.

Tetapi pada Jumat ini, setelah turun 8 bps menjadi 1,354%, terendah dalam lebih dari dua minggu, imbal hasil 10-tahun naik 4 bps menjadi 1,47% pada 1049 GMT. Imbal hasil 10-tahun Italia naik 7 bps menjadi 3,56% setelah turun 30 bps hingga Rabu dan Kamis.

Fokus utama hari Jumat adalah survei sentimen bisnis Ifo Jerman, menunjukkan moral bisnis Jerman turun lebih dari yang diharapkan, tetapi resesi belum terlihat meskipun harga energi meningkat dan ancaman kekurangan gas.

"Kondisi (survei Ifo) saat ini tidak terlalu memburuk seperti yang diperkirakan oleh PMI kemarin, jadi mungkin karena tidak adanya berita buruk tambahan," kata kepala riset ekonomi di Daiwa Capital Markets, Chris Scicluna. (TYO)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement