sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Terimbas Sentimen Eksternal, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.944 per USD

Economics editor Anggie Ariesta
12/12/2024 16:04 WIB
Mata uang Garuda turun 25,50 poin atau 0,16 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Terimbas Sentimen Eksternal, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.944 per USD. Foto: MNC Media.
Terimbas Sentimen Eksternal, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.944 per USD. Foto: MNC Media.

IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan hari ini, Kamis (12/12/2024) ditutup melemah ke level Rp15.944 per dolar AS (USD). Mata uang Garuda turun 25,50 poin atau 0,16 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya.

Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menilai pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen eksternal yaitu data inflasi indeks harga konsumen, membuat para pedagang meningkatkan taruhan bahwa Fed akan memangkas suku bunga minggu depan. 

Pasar memperkirakan peluang 98 persen untuk pemangkasan 25 basis poin, menurut CME Fedwatch. 

"Selain itu, para pedagang lebih menyukai dolar AS di tengah meningkatnya keraguan atas prospek jangka panjang inflasi dan suku bunga. Pembacaan CPI hari Rabu menunjukkan inflasi pada level terkuatnya dalam tujuh bulan, sebuah tren yang diperkirakan akan membuat Fed berhati-hati atas pelonggaran moneter lebih lanjut," tutur Ibrahim dalam risetnya, Kamis (12/12/2024). 

Menurut Ibrahim, fokus investor sekarang adalah pada data indeks harga produsen yang akan dirilis pada Kamis, yang muncul beberapa hari sebelum pertemuan terakhir Fed untuk tahun ini.

Prospek bank sentral terhadap suku bunga akan diawasi dengan ketat, di tengah meningkatnya taruhan bahwa bank sentral akan mengadopsi laju pelonggaran yang lebih lambat pada 2025.

Selain itu, ketegangan di Timur Tengah meningkat, setelah pasukan pemberontak Suriah menggulingkan pemerintah, awal minggu ini, dan menguasai Damaskus. 

Pasar berharap untuk mendapatkan rincian tentang langkah-langkah stimulus baru dari pertemuan tersebut, setelah Politbiro China memberikan sinyal paling dovish sejauh ini mengenai rencana untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Dari sentimen internal, Menteri Keuangan melaporkan hingga akhir November 2024, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp401,8 triliun atau setara 1,81 persen PDB. 

Meski angka tersebut menunjukkan defisit, capaian ini masih berada di bawah target defisit total yang ditetapkan dalam UU apbn 2024, yaitu Rp522,8 triliun.

Dalam APBN. Pendapatan ini tumbuh 1,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Meski mengalami kenaikan, pemulihan pendapatan negara belum sepenuhnya stabil, sehingga tantangan untuk menjaga keseimbangan fiskal masih cukup berat. 
 
Dari sisi belanja, hingga akhir November 2024, realisasi belanja negara mencapai Rp2.894,5 triliun, atau 87 persen dari pagu anggaran dalam UU APBN. Angka ini naik signifikan sebesar 15,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy).

Peningkatan belanja ini mencerminkan berbagai tekanan pengeluaran, termasuk untuk mendukung pemulihan ekonomi dan program-program prioritas pemerintah.

Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah pada perdagangan besok masih berpeluang menguat di rentang Rp15.880-Rp15.960 per USD.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement