sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Terkumpul Rp476 Triliun, Setoran PNBP Hampir Capai Target 2022

Economics editor Michelle Natalia
24/11/2022 16:46 WIB
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp476,5 triliun, atau setara 98,9% dari APBN Perpres 98/2022.
Terkumpul Rp476 Triliun, Setoran PNBP Hampir Capai Target 2022. (Foto: MNC Media).
Terkumpul Rp476 Triliun, Setoran PNBP Hampir Capai Target 2022. (Foto: MNC Media).

IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati melaporkan, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sudah hampir mencapai target tahun 2022. 

Pertumbuhan PNBP hingga Oktober 2022 sebesar 36,4% year-on-year (yoy), atau meningkat Rp127,2 triliun dari tahun sebelumnya.

"Penerimaan PNBP kita sudah mencapai Rp476,5 triliun, atau setara 98,9% dari APBN Perpres 98/2022," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA edisi November 2022 di Jakarta, Kamis(24/11/2022). 

Tercatat PNBP sumber daya alam (SDA) migas sebesar Rp117,2 triliun. Angka ini tumbuh 65,7% yoy dan telah mencapai 84,2% dari target APBN, utamanya disebabkan kenaikan Indonesia Crude Price (ICP). 

"Rata-rata ICP dalam sepuluh bulan terakhir, atau periode Januari-Oktober 2022 adalah USD100,09 per barel, meningkat 49,77%," ungkap Sri Mulyani.

Sementara itu, PNBP SDA non migas mencapai Rp86,1 triliun, tumbuh 112,9% yoy dan telah mencapai 98,5% dari target APBN 2022, utamanya didorong kenaikan harga minerba. PNBP SDA minerba mencapai Rp79,1 triliun, tumbuh 129,7%. 

"Harga batu bara periode Januari-Oktober 2022 sebesar USD272,9 per ton atau naik 152%. Harga nikel pun di periode Januari-Oktober 2022 naik 45,3% menjadi sebesar USD25.836 per ton," ucap Sri Mulyani. 

"PNBP SDA non minerba tumbuh 16,1% menjadi Rp7,0 triliun, terdiri dari kehutanan Rp4,4 triliun atau tumbuh 6,3%, perikanan Rp1 triliun atau tumbuh 111,7%, dan panas bumi Rp1,6 triliun atau tumbuh 14,7%," tambahnya.  

Sri Mulyani mencatat, pendapatan kekayaan negara dipisahkan (KND) tumbuh 35,3% atau 109,5% dari target APBN 2022. Pendapatan PNBP lainnya tumbuh 44,7% atau 143,9% dari target. Ini terdiri dari penjualan hasil tambang (naik 160,3%), pendapatan DMO atau minyak mentah (naik 539,8%), dan layanan pada Kementerian/Lembaga (K/L) yang tumbuh 4%. 

"Pendapatan BLU terkontraksi 26,3% utamanya disebabkan dari berkurangnya pendapatan pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit akibat pengenaan tarif USD0 dan dampak pelarangan ekspor CPO," pungkas Sri Mulyani. 

(FAY)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement