"Sepuluh komponen utama ekspor non migas, di luar batu bara dan CPO, itu produk manufaktur, seperti besi baja, elektronik, otomotif, alas kaki. Seyogyanya, struktur yang ada sekarang kita akan dorong ke produk hilir supaya volatilitas harga komoditi bisa kita redam," ujar Kasan.
Kasan yakin, tren positif ini terus berlanjut dan memberikan dampak untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2022. Diharapkan, kinerja ekspor dan impor akan menopang pertumbuhan ekonomi ke depan.
"Namun untuk tahun depan, outlook yang sudah digambarkan lembaga internasional, target yang sudah ditetapkan pemerintah, tentu dipengaruhi faktor internal dan eksternal," katanya.
Adapun, beberapa lembaga dunia seperti Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 5 persen tahun depan. International Monetary Fund (IMF) bahkan menaruh angka lebih tinggi, yaitu 5,9 persen. Sementara, berdasarkan asumsi makro 2022, pertumbuhan ekonomi tahun depan diramal mencapai 5-5,5 persen. (TIA)