Guna mengejar target 60 kilogram per kapita sampai akhir 2023 mendatang, menurut Erwin, pihaknya memiliki program inovasi dan diversifikasi, yang diharapkan dapat meningkatkan konsumsi ikan dan produk turunannya di masyarakat.
"Untuk diversifikasi, yang pertama itu yang masak ikan repot, bau amis, lalu ada yang tidak suka bentuknya, bahkan mungkin karena ingin cepat makannya," tutur Erwin.
Langkah diversifikasi produk perikanan, Erwin menjelaskan, diharapkan mampu menggaet pasar milenial yang menginginkan produk instan, siap saji dan siap masak.
Langkah mendorong peningkatan konsumsi ikan sengaja dilakukan pemerintah sebagai upaya pencegahan stunting (tengkes), lantaran ikan diketahui memiliki protein tinggi, yang dinilai mampu membantu memenuhi gizi anak.
"Ikan sebagai bahan pangan mengandung protein tinggi dan memiliki kandungan asam lemak, Omega 3, Omega 6, dan Omega 9, sangat relevan sebagai salah satu sumber gizi untuk mendukung program pencegahan dan penanganan stunting," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam kesempatan terpisah.
Tak hanya sebagai sumber protein, menurut Sakti, ikan juga mengandung vitamin dan mineral, yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh.