Dengan kondisi tersebut, maka pengembangan biodiesel B40 relatif lebih mudah dan cepat, karena tinggal menghitung, berapa banyak untuk BBN dan berapa yang untuk ekspor.
"Hal itulah yang membedakan dengan bioethanol. Ethanol dihasilkan dari tanaman juga seperti tebu, jagung, sorgum maupun singkong. Masalahnya, feedstock-nya tidak cukup," ujar Fabby.
Fabby menjelaskan, gula saat ini masih impor sedangkan untuk ethanol diambil molasenya juga tidak cukup dengan bahan baku yang ada.
Di lain pihak, tantangan kedua yaitu untuk menghasilkan ethanol dengan standar fuelgrade, disebut Fabby juga tidak mudah.
"Karena yang dibutuhkan adalah ethanol 99 persen dan untuk menghasilkan ethanol fuelgrade tetap membutuhkan intervensi Pemerintah," ujar Fabby.