Sedangkan tantangan ketiga, dalam pandangan Fabby, yaitu terkait harga. Fabby menilai bahwa harga ethanol di pasar internasional kemungkinan besar lebih tinggi dari harga minyak, karena ethanol juga menjadi bahan baku untuk industri dan pangan.
Sementara, lanjut Fabby, dalam pengembangan bioethanol, tidak ada keterlibatan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) seperti halnya pada biodiesel.
Pada biodiesel, jika harga FAME terlalu mahal, misalnya, maka subsidi bisa dihimpun dari badan tersebut, yang dihimpun dari pengusaha sawit.
"Karena itulah, jadi kalau tetap mau mengembangkan bioethanol dengan harga terjangkau, Pemerintah harus siap-siap (menggunakan APBN untuk subsidi)," ujar Fabby.
Dengan beragam pertimbangan tersebut, maka jika Indonesia tetap ingin mengembangkan bioethanol, Fabby menekankan pentingnya kesediaan pemerintah untuk melakukan intervensi terhadap tiga tantangan tersebut, terutama pengadaan bahan baku yang masih sedikit.