"Bapak Presiden menyampaikan juga bahwa kaidah kelestarian ini harus diutamakan, sehingga nanti setelah kita mendapatkan masukan dari para ahli dari para arkeolog, ahli konservasi, maka jumlah wisatawan yang dibatasi untuk menaiki bangunan dari Candi Borobudur ini tentunya meliputi tiga hal, yaitu wisata edukasi, wisata penelitian, wisata konservasi atau spiritual, dan juga untuk tamu-tamu negara," jelas Sandiaga Uno.
Sebagai bahan perbandingan, Sandiaga Uno bersama menteri lainnya mendiskusikan bagaimana pengelolaan situs bersejarah dunia lainnya, seperti Piramida, Macupicu dan lain sebagainya.
"Oleh karena itu, kami di Kemenparekraf untuk menyiapkan peta jalan dan pola perjalanan, juga penyiapan untuk wisata seperti augmented reality, virtual reality, yang terdigitalisasi. Nanti juga akan dihadirkan light and sound show, karena di relief Borobudur banyak alat musik yang tergambarkan. Ini menunjukkan bahwa The Sound of Borobudur menjadi satu kearifan 1200 tahun," kata Sandiaga Uno
Desa wisata juga akan disiapkan Kemenparekraf dan stakeholder terkait dengan konsep Balkondes. Total ada sekitar 50 desa wisata di sekitar destinasi wisata super prioritas Borobudur kemarin.
"Saat Waisak juga kita melihat bahwa seluruh kehidupan di destinasi super prioritas Borobudur ini kembali menggeliat, banyak terbuka peluang usaha dan lapangan kerja," tuturnya.