IDXChannel - Timnas Indonesia akhirnya melaju ke semifinal Piala Asia U-23 2024 usai mengalahkan Korea Selatan (Korsel) lewat adu penalti.
Garuda Muda membungkam Korsel 11-10 lewat adu penalti usai bermain imbang 2-2 di laga perempat final yang digelar di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha, Qatar, Jumat (26/4/2024) dini hari.
Indonesia berhasil unggul 2-1 terlebih dahulu di paruh pertama melalui tendangan emas Rafael Struick. Sementara, gol balasan bagi Korsel tercipta melalui aksi Komang Teguh pada menit ke 45 dan sepakan Jeong Sang-bin pada menit ke 84.
Duel Taegeuk Warriors dengan Garuda Muda harus diperpanjang ke masa extra time, setelah kedua tim bermain imbang pada waktu normal berdurasi 90 menit.
Pelatih Garuda Muda Shin Tae-yong menurunkan skuad terbaik di laga tersebut. Juru taktik asal Korsel itu memakai skema 3-4-3 untuk squad timnas.
Di tengah riuh kemenangan timnas Indonesia atas Korea Selatan, hubungan antara kedua negara selama ini terjalin dengan apik.
Soal budaya, Korea Selatan menghipnotis masyarakat Indonesia dengan budaya K-Pop melalui gempuran boyband dan girlband, hingga K-drama.
Soal hubungan ekonomi dan pembangunan, kedua negara juga merupakan mitra dagang yang telah menjalin kedekatan sejak medio 1960-an.
Korea Selatan juga memberikan bantuan hibah kepada Indonesia melalui Korea International Cooperation Agency (KOICA).
Sejak pendiriannya pada tahun 1991, KOICA telah memberikan kontribusi sebesar 217,3 juta US Dollar(1991-2017) untuk bekerja sama dalam pembangunan perekonomian Indonesia.
Selain itu, Korea telah membantu 21 proyek di Indonesia melalui EDCF (Economic Development Cooperation Fund) yang mencapai USD699 juta pada 21 proyek dari tahun 1987 sampai dengan bulan Juli 2018. Indonesia berada di peringkat keenam 54 negara lain yang telah menerima EDCF dari Korsel.
Informasi saja, EDCF didirikan pertama kali pada tahun 1987 sebagai lembaga khusus yang didanai oleh pemerintah Korea dengan tujuan untuk memberikan kontribusi terhadap stabilitas ekonomi dan pembangunan industri negara-negara yang sedang berkembang dan juga untuk meningkatkan kerjasama ekonomi di negara-negara tersebut.
Perdagangan RI-Korsel dan Kinerja Pasar Saham
Melansir data Kementerian Perdagangan (Kemendag), perdagangan antara Indonesia dan Korea Selatan masih mencatatkan defisit di tahun lalu. Terpantau neraca dagang RI minus USD224 juta. Defisit neraca dagang terlebar terjadi pada tahun 2019 yang mencapai USD1,18 miliar.
Sementara Indonesia pernah mencatatkan surplus neraca dagang dengan Korea Selatan pada 2022 mencapai USD1,09 miliar. Sepanjang tahun ini, sepanjang Januari-Februari 2024 neraca dagang RI dengan Korsel masih surplus USD633,6 juta. (Lihat grafik di bawah ini.)
Pasar saham Korea Selatan bernama Korea Composite Stock Price Index (KOSPI). KOSPI diperkenalkan pada 1983 dengan kapitalisasi pasar kini mencapai USD1.967,14 miliar per Maret 2024.
Sepanjang 2023, KOSPI menunjukkan kinerja yang kuat di pasar saham Asia, karena mengakhiri tahun tersebut dengan kenaikan lebih dari 19 persen.