Investor berusaha memaksimalkan keuntungan dari penjualan. Di sisi lain, pemerintah Jepang ingin menjaga teknologi yang dimiki Toshiba dari tangan asing.
“Salah satu masalah Toshiba adalah kurangnya strategi yang konsisten karena perubahan arah yang konstan,” kata Mio Kato, seorang analis di LightStream Research.
“Masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dalam hal membangun pendorong pertumbuhan baru dan memaksimalkan potensi beberapa bisnis baru,” lanjutnya.
Bisnis tenaga nuklir Toshiba dianggap penting untuk keamanan nasional. Toshiba terlibat dalam penonaktifan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Dai-Ichi, yang hancur akibat gempa bumi dan tsunami pada 2011.
Jika berhasil, pembelian Toshiba akan menjadi salah satu transaksi terbesar di Asia pada 2023. Ini juga akan menjadi salah satu pembelian tebesar oleh konsorsium asal Jepang.
(WHY)