Namun, Indonesia juga perlu mewaspadai persaingan dari negara-negara lain dengan tarif resiprokal yang lebih rendah, seperti Filipina (17 persen), Malaysia (24 persen), Korea Selatan (25 persen), dan India (26 persen).
"Jadi di dalam tabel ini kita bisa menggambarkan komoditas apa yang potensi kita akan bisa menjadi pemasok baru," ucap dia.
Sri Mulyani menegaskan bahwa situasi ini memerlukan respons bersama antara pemerintah, pembuat kebijakan, dan pelaku ekonomi. Untuk itu, Presiden Prabowo Subianto berencana bertemu dengan seluruh stakeholder untuk merumuskan langkah strategis yang tepat.
(NIA DEVIYANA)