Pertumbuhan juga terjadi pada saluran distribusi alternatif sebesar 35%, atau berkontribusi sebesar 18,8% pada total pendapatan premi. Namun perlambatan terjadi pada saluran distribusi keagenan dan telemarketing, masing-masing sebesar 5,8% dan 14,3%.
"Jumlah agen mengalami penurunan karena produktivitas mereka juga terdampak oleh pandemi. Keterbatasan dalam bertemu secara tatap muka dengan calon nasabah menjadi penyebab utama dari menurunnya produktivitas, walaupun sudah adanya relaksasi yang diberikan oleh OJK," jelas Budi.
Dari jenis produk asuransi jiwa yang laku di kuartal I/2021 ini, unit link masih menjadi primadona. Unit link secara konsisten selalu menjadi produk yang mendominasi selama beberapa tahun terakhir.
"Meskipun ekonomi Indonesia masih terdampak akibat pandemi hingga saat ini, penjualan unit link masih bisa tumbuh 31,7% di kuartal I/2021. Kontribusinya pun sangatlah besar, yakni 62,4% dari keseluruhan total Premi industri asuransi jiwa," tuturnya.
Pertumbuhan yang positif serta kontribusi yang signifikan dari saluran Bancassurance serta produk Unit Link menjadi capaian yang positif. AAJI berharap agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan regulator terkait dapat terus mendukung perkembangan dan pertumbuhan seluruh saluran distribusi dan varian produk yang tersedia bagi masyarakat. (TYO)