IDXChannel - Bank Sentral Australia kembali mengkaji ulang pembelian surat utang pada tahun ini. Hal ini dilakukan seiring dengan penyebaran Covid-19 varian Delta yang semakin memburuk dan memperlambat prospek pemulihan ekonomi di Negeri Kangguru.
Dilansir Bloomberg, Rabu (8/9/2021), sejumlah ekonom memprediksi bahwa Reserve Bank Of Australia akan menunda penurunan pelonggaran kuantitatif, atau pembelian surat utang oleh bank sentral. Dimana upaya tersebut dianggap tidak akan memberikan dampak signifikan untuk keluar dari krisis.
“Gubernur sangat mendukung rencana tapering bulan lalu dengan alasan bahwa QE tambahan sebagian besar akan berdampak pada pertumbuhan 2022, yang tampaknya masih kuat dan bahwa kebijakan fiskal lebih tepat. Kedua argumen ini tetap valid hingga sebulan yang lalu,” terang Kepala Ekonom untuk Australia Goldman Sachs Group Inc., Andrew Boak, dikutip dari Bloomberg, Rabu (8/9/2021).
Mengutip program Power Breakfast IDX Channel, Rabu (8/9/2021), sebelumnya pada pertemuan Agustus 2021, pihak RBA berencana akan mempertahankan kebijakan untuk mengurangi pembelian obligasi mingguan pada September 2021 menjadi senilai 4 miliar Dolar Australia dari sebelumnya 5 miliar Dolar Australia.
Namun demikian, pemerintah dan bank sentral setempat juga tengah menyiapkan strategi dalam menghadapi situasi darurat. Jika kondisi kesehatan negara kembali memburuk dan berujung pada tertundanya target pemulihan ekonomi.