Melalui kegiatan famtrip tersebut, pihaknya juga dapat mengenalkan dan mempromosikan Candi Borobudur sebagai Spiritual Destination kepada inbound tour operator, khususnya dari Thailand dan negara Asia berbasis Buddhist, komunitas Buddhist, spiritual leader, maupun spiritual enthusiast yang tumbuh pesat pascapandemi.
Kawasan wisata Borobudur, Hetty menjelaskan, diyakini memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata pilgrim (wisata agama) dunia, sejalan dengan posisinya sebagai candi Buddha terbesar di dunia, dengan nilai sejarah dan spiritual yang luar biasa.
"Nilai-nilai universal tentang kebajikan dan filosofi kehidupan yang terukir dalam relief dan arsitektur Candi Borobudur tidak hanya relevan untuk umat Buddha, namun juga untuk semua wisatawan yang mencari pengalaman spiritual sekaligus budaya," tutur Hetty.
Dikatakan Hetty, kegiatan famtrip ini diharapkan dapat membangun kerja sama yang berkelanjutan dengan inbound tour operator dalam mengembangkan paket pilgrim tour mancanegara.
Selain itu, juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan berbasis spiritual dan budaya, sekaligus mendorong akselerasi pertumbuhan ekosistem pariwisata di Kawasan DPSP Borobudur secara luas.