"Hitung saja kalau Pilot Garuda ada 1.000-1.500 orang, berapa jumlahnya? Kemana uangnya? Sebaiknya diaudit," kata dia.
Dilain sisi, Peter mengklaim bahwa manajemen pernah menuding dirinya memperhambat pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) yang disuntik negara kepada Garuda sejak 27 Desember 2020 lalu. Saat ini, Peter harus menyetujui pencairan PMN sebesar Rp 1 triliun dari total yang diterima perusahaan senilai Rp 7 triliun.
"Pada 27 Desember 2020 yang lalu pada saat saya tengah berlibur di Bali, saya dituduh memperlambat atau mempersulit pencairan uang PMN pada Garuda. Saya dipaksa menyetujui penarikan Rp 1 triliun dari 7 triliun yang dijanjikan. Saya akhirnya tanda tangan tetapi saya tahu itu sama dengan buang garam di laut," ungkap dia.
Dia juga menilai lessor atau perusahaan penyewa pesawat semena-mena memberi kredit pesawat kepada Garuda. Hal itu terjadi sejak 2012-2016. Sejak Februari 2020, Peter pun mengusulkan agar manajemen melakukan langkah negosiasi, namun usulannya itu tidak diindahkan direksi.
"Saya sudah katakan satu-satunya jalan adalah nego dengan para lessor asing yang semana-mena memberikan kredit pada Garuda selama 2012-2016," tuturnya. (TYO)