sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Utang AS Catat Rekor Jumbo, Tembus USD38 Triliun hingga 21 Oktober 2025

Economics editor Kunthi Fahmar Sandy
23/10/2025 13:27 WIB
Departemen Keuangan AS memasukkan angka yang mencengangkan dalam laporan terbarunya tentang keuangan negara, dengan utang mencapai USD38.019.813 per Selasa.
Utang AS Catat Rekor Jumbo, Tembus USD38 Triliun hingga 21 Oktober 2025 (FOTO:Dok Laman Al Jazeera)
Utang AS Catat Rekor Jumbo, Tembus USD38 Triliun hingga 21 Oktober 2025 (FOTO:Dok Laman Al Jazeera)

IDXChannel - Utang nasional Amerika Serikat (AS) telah mencapai USD38 triliun, seiring dengan melebarnya kesenjangan antara pengeluaran dan pendapatan pemerintah di negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut.

Dilansir dari laman AlJazeera Kamis (23/10/2025), Departemen Keuangan AS memasukkan angka yang mencengangkan dalam laporan terbarunya tentang keuangan negara, dengan utang mencapai USD38.019.813 per Selasa (21/10/2025).

Angka tersebut setara dengan sekitar USD111.000 utang untuk setiap orang di AS, dan setara dengan nilai gabungan ekonomi China, India, Jepang, Jerman, dan Inggris, menurut Peter G. Peterson Foundation, sebuah lembaga kajian yang berbasis di Washington, DC.

Tonggak sejarah ini terjadi lebih dari dua bulan setelah utang di AS melampaui USD37 triliun pada pertengahan Agustus. Utang tersebut mencapai USD36 triliun pada November 2024, dan UAD35 triliun pada bulan Juli tahun yang sama.

Michael A. Peterson, CEO Peter G. Peterson Foundation mengatakan bahwa para anggota parlemen AS gagal memenuhi tugas fiskal dasar mereka.

"Menambahkan triliunan demi triliunan ke dalam utang dan penganggaran berdasarkan krisis bukanlah cara yang tepat bagi negara besar seperti Amerika untuk mengelola keuangannya," kata Peterson dalam sebuah pernyataan.

"Alih-alih membiarkan utang terus berdetak, para anggota parlemen seharusnya memanfaatkan berbagai reformasi yang bertanggung jawab yang akan menempatkan bangsa kita di jalur yang lebih kuat untuk masa depan," tuturnya.

Pada bulan Mei, Moody's menurunkan peringkat kredit pemerintah AS dari Aaa menjadi Aa1, dengan alasan kegagalan pemerintahan-pemerintahan sebelumnya untuk membalikkan tren defisit fiskal tahunan yang besar dan meningkatnya biaya bunga.

Langkah ini menyusul penurunan serupa yang dilakukan oleh lembaga pemeringkat Fitch dan Standard & Poor's masing-masing pada tahun 2011 dan 2023.

Meskipun ada perdebatan di kalangan ekonom tentang berapa banyak utang yang dapat ditanggung AS sebelum memicu krisis keuangan, ada kesepakatan luas bahwa lintasan saat ini tidak berkelanjutan.

Dalam analisis tahun 2023, para ekonom di Penn Wharton Budget Model memperkirakan bahwa pasar keuangan tak akan menoleransi tingkat utang AS di atas 200 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Congressional Budget Office yang nonpartisan memperkirakan bahwa utang tersebut dapat mencapai 200 persen dari PDB pada tahun 2047, sebagian karena pemotongan pajak besar-besaran yang termasuk dalam Undang-Undang One Big Beautiful Bill dari Presiden AS Donald Trump.

(kunthi fahmar sandy)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement