IDXChannel - Utang Luar Negeri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jumlahnya terus meningkat mencapai Rp2.140 triliun di kuartal III-2020. Namun, sayangnya dividen yang diberikan ke negara dianggap masih sangat minim.
Ekonom senior Institute for Develompent of Economic and Finance (Indef) Didik J Rachbini menilai, labah yang disetorkan BUMN kepada negara tercatat sedikit. Namun di satu sisi, perseroan mencatatkan utang hingga ribuan triliun.
"BUMN ini memberikan laba ke pemerintah, utangnya ribuan triliun, setoran labanya itu seupil," ujar Didik dalam diskusi virtual, Rabu (24/3/2021).
Dia merinci, laba paling tinggi disetor oleh PT Bank BRI (Persero) sebesar sebesar Rp 11 triliun. Kemudian PT Telkom Indonesia (Persero) senilai Rp 8 triliun. Disusul PT Bank BNI (Persero) Rp 2 triliun.
"Pupuk subsidinya Rp 30 triliun, perolehan labanya Rp 1 triliun. Jadi BUMN ini saya kira antara diperlukan dan tidak diperlukan. Diperlukannya karena dia mengeksekusi kegiatan ekonomi, tapi beban utangnya sangat banyak. Kalau BUMN diberikan mandat, main embat aja, perkara resikonya urusan belakangan. Kita siap-siap saja presiden berikutnya menerima tumpukan utang yang sangat besar,” kata dia.