"Sedangkan untuk yang mandiri dan non-lansia itu akan kita buka agar perusahaan-perusahaan farmasi bisa mengimpor vaksinnya dan langsung menjual ke masyarakat sehingga terjadi keseimbangan di pasar dan akses di masyarakat pilihannya akan lebih banyak," terang Budi.
Budi merinci, vaksin booster yang dibiayai negara diberikan kepada 83,1 juta orang, sementara yang non-APBN atau mandiri hanya ada 125,2 atau 139 juta dosis vaksin.
"Sedangkan vaksin booster yang non-APBN akan diberikan kepada 125,2 juta atau sekitar 139 juta vaksin," tutupnya. (RAMA)