"Seluruh aktivitas operasional perseroan tetap berjalan normal, dan perseroan senantiasa mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga keberlangsungan usaha perseroan," kata Anggun.
Selain itu, kata dia, fokus perseroan pasca kejadian ini adalah melakukan prosedur tanggap darurat di lapangan guna meminimalkan dampak terhadap masyarakat dan lingkungan. Kemudian, perseroan perlu terlebih dahulu memastikan kebenaran fakta, memperoleh data, melakukan penilaian dampak dan verifikasi internal, serta berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait sehubungan dengan kejadian tersebut.
Sebagai informasi, PANI menyatakan, kebocoran diduga disebabkan oleh pergerakan tanah yang mengakibatkan kerusakan pipa.
Sejak pertama menerima informasi kebocoran ini, perseroan telah melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Pembentukan Tim Tanggap Darurat (Emergency Response Group) untuk melakukan langkah-langkah pencegahan dan pemulihan.
b. Menghentikan sementara kebocoran minyak dengan menggunakan valve.
c. Mencari sumber kebocoran pipa minyak.
d. Melakukan mitigasi penyebaran minyak dengan pemasangan penghalang/containment, termasuk dengan menggunakan oil boom dan oil trap.
e. Pengujian kualitas air dan tanah di lokasi.
f. Pembentukan Posko Informasi dan Bantuan di Kantor Kecamatan Towuti.
g. Melakukan koordinasi erat dengan pemangku kepentingan terkait (di antaranya Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Kecamatan Towuti, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Lingkungan Hidup, aparat kepolisian, dan TNI) untuk memastikan langkah penanggulangan dilakukan secara terpadu dan transparan.
(Dhera Arizona)