Menurutnya, tak hanya lukisan, produk kreatif lainnya juga bisa ditawarkan di NFT. Terlebih, pola perdagangan di bursa seni digital ini tidak lagi mempersoalkan karya bagus atau jelek. Sepanjang ada yang menyukai, kata Kang Emil, maka transaksi pun akan terjadi.
"Apa yang saya sampaikan saat itu terbukti kan? Capaian Ghozali dan lukisan yang dijual Pak Solihin di Jalan Braga yang saya pajang di akun NFT sangat membanggakan. Saya berharap ini menginspirasi pelaku industri kreatif lainnya," tuturnya.
Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, karya-karya NFT Ghozali Everyday yang terjual menunjukan bahwa pembeli menghargainya dengan nilai yang luar biasa. Berdasarkan data DappRadar, penjualan NFT mampu menembus angka tertinggi, yaitu 10,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp152 triliun pada kuartal III tahun 2021.
"Saya lihat ada anak kecil buat gambar digital dapat Rp4 miliar. Ada satu gambar monyet dijual Rp50 miliar. Jadi, apa yang terlihat sederahana bisa mahal karena kuncinya di marketing. Jika kuncinya marketing, maka saya punya peran mengangkat, menaikan mempromosikan (karya). Jadi tak semata karya luar biasa pasti mahal. Karyanya biasa aja tapi karena marketingnya mampu meningkatkan minat jadi mahal," bebernya.
Oleh karenanya, Kang Emil pun berjanji segera merealisasikan rencana Pemprov Jabar membuka akun NFT guna memfasilitasi para seniman dan pelaku ekraf, agar kesejahteraan mereka bisa meningkat.