Meskipun tren impor minyak turun, jika tidak diimbangi dengan penguatan rupiah maka beban pemerintah akan semakin berat dalam upaya penyediaan energi nasional.
Dirjen Anggaran Kemenkeu, Isa Rachmatarwata mengatakan, pemerintah terus memantau pergerakan harga energi dan mengakui bahwa pelemahan kurs Rupiah memberi tekanan kepada subsidi BBM.
"Kita terus memantau pergerakan harga ini. Memang sejauh ni kurs ada peningkatan cukup signifikan, namun harga minyak (ICP), rata-ratanya sampai hari ini masih sesuai prediksi kita. Jadi, kita belum terlalu mendapat tekanan dari sisi ICP, tapi memang dari sisi kurs, kita mulai mendapatkan tekanan untuk subsidi BBM ini," tutur Isa.
Belum lagi anggaran belanja subsidi BBM yang selama ini menjadi program andalan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan inflasi.
Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024, pemerintah mengalokasikan belanja subsidi Jenis BBM Tertentu (JBT) sebesar Rp25,7 triliun.