Dia menuturkan, Indonesia sebenarnya sudah melakukan kerja sama interkoneksi kelistrikan dengan Malaysia. Impor listrik dari Malaysia sudah dilakukan untuk daerah di Pulau Kalimantan yang berdekatan dengan perbatasan kedua negara.
Yuliot mengatakan total impor energi listrik dari Malaysia sekitar 200 megawatt (MW). "Ini kan sudah berjalan dan juga ini lagi perpanjangan perizinan dan itu juga kita lakukan fasilitasi," katanya.
Yuliot juga menyatakan, integrasi kelistrikan di negara ASEAN akan didukung melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL), di mana dalam sepuluh tahun ke depan akan dibangun 48.000 kilometer sirkuit (kms) jaringan transmisi. Ini merupakan kebutuhan jaringan transmisi untuk nasional dan juga integrasi dengan ASEAN.
Untuk kerja sama Power Grid, pemerintah telah memetakan peluang investasi sebesar Rp600 triliun, yang tidak hanya datang dari sektor pemerintah namun juga sektor swasta.
"Kebutuhan investasi kita sudah petakan, total investasi yang dibutuhkan sekitar Rp600 triliun. Itu tentu bukan hanya dari pemerintah tetapi juga bagaimana kita mendorong swasta untuk bisa berinvestasi juga di national grid dan juga bagaimana integrasi antar ASEAN. Jadi ini kita membuka peluang investasi untuk itu," ujarnya.